Tugas Ilmu Budaya Dasar

by 20:28 0 comments

AKULTURASI KEBUDAYAAN BETAWI

Indonesia adalah negara yang kaya dengan budaya. Dari beragam tempat dapat ditemukan budaya yang berbeda - beda pula. Menurut catatan Indonesia.travel, ada sekitar 350 etnis sulu dengan 483 bahasa yang mendiami kepulauan Indonesia. Dari beragam budaya yang ada di Indonesia pastinya mempunyai beberapa cirri khas yang sangat dikenal oleh masyarakat. Mulai dari suku sunda yang terkenal dengan tari jaipong dan alat music angklung, suku medan yang terkenal dengan tari tor-tor, suku bali yang terkenal dengan tari pendet dan baju tradisionalnya dan masih banyak lagi. Tapi apakah kalian tahu bahwa kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia sebenarnya ada percampuran dari kebudayaan yang ada di luar negeri.

Apakah kalian tahu seniaman Benjamin Suep? Benjamin S (sapaan akrabnya) adalah seorang seniman betawi yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang, beliau sangat bangga dan selalu melestarikan kesenian betawi yang memang merupakan suku atau etnis asli dari Jakarta. Namun dengan seiringnya perkembangaan jaman keseniaan betawi semakin jarang terlihat, tapi untungnya para seniman betawi yang terkenal di Indonesia tidaklah lupa untuk melestarikan kesenian. Mereka sangatlah gencar menampilkan ataupun memperkenalkan kesenian betawi mulai dari pembukaan sangar-sangar betawi, seminar ataupun pentas seni lenong dan sebagainya. Sebenarnya dibalik banyaknya kesenian betawi ada sesuatu yang tidak diketahui oleh masyarakat Indonesia yaitu bahwa beberapa kesenian yang di betawi merupakan percampuran dari berbagai kesenian yang berada di luar negri. Percampuran dua kebudayaan atau lebih yang tanpa menghilangkan kebudayaan asli ini di sebut sebagai akulturasi.

Sebenarnya bagaimanakah cara penyebaran akulturasi di Indonesia? Penyebaran akulturasi di Indonesia lebih banyak karena faktor para pedagang dan saudagar-saudagar yang singgah di Indonesia, apalagi pada saat itu Batavia (nama Indonesia sebelumnya) dijajah oleh beberapa Negara. Bagaimanakah kebudayaan Betawi bisa ter-akulturasi oleh kebudayaan yang lain? DKI Jakarta adalah kota industri, dimana banyak saudagar-saudagar dari luar seperti Arab, Portugis, Cina, Arab yang berdagang di Jakarta. Masyarakat luar Jakarta juga banyak yang berdagang di Jakarta seperti Bali, Madura, Jawa, Sunda. Keberadaan mereka yang secara langsung bersentuhan menciptakan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Betawi. Nama Betawi berasal dari kata Batavia yang diberikan orang Belanda pada masa penjajahan. Keberadaan masyarakat Betawi merupakan proses panjang dari pembauran masyarakat di DKI Jakarta sehingga lahir kebudayaan Betawi.

Kebudayaan betawi yang terakulturasi bisa kita lihat dari baju adat pernikahan betawi yang sering disebut dandanan care haji dan dandanan care none pengantin cine. Dandanan care haji merupakan pakaian adat pernikahan betawi yang biasa dipakai oleh kaum laki-laki, cirri khas dari pakain ini yaitu jubbah dan penutup kepala yang mirip dengan baju haji di arab. Sedangkan pakaian adat perempuan betawi mempunyai ciri khas blus bergaya Cina yang terbuat dari bahan satin berwarna cerah dipadukan dengan bawahan berupa rok model putrid duyung berwarna gelap (hitam atau merah hati) atau disebut dengan nama Kun. Sebagai pelengkap kepala ditambahkan penggunaan sanggul palsu yang dihiasi dengan kembang goyang motif burung hong, bunga melati yang dibentuk roonje dan sisir, serta pemakaian cadar di bagian wajah seperti pakaian adat di sumatera barat.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa beberapa kebudayaan di Indonesia bukan merupakan hasil murni karya kita sendiri, kebudayaan yang ada sekarang ada beberapa yang tercampur oleh kebudayaan beberapa Negara. Tapi akulturasi yang kita peroleh memberikan dampak yang baik (positf) karena bisa memberikan sebuah cirri khas tersendiri dan keindahan estetika yang berbeda dari kebudayaan yang ada diluar negeri. Setidaknya sebagai generasi muda bisa menjaga kebudayaan yang sudah dengan susah payah oleh para leluhur kita dijaga dan dilestarikan, supaya ragam keindahan kebudayaan Indonesia bisa dilihat hingga generasi yang selanjutnya dan bukan hanya sebagai omongan atau sejarah saja.




Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment